Microsoft, BlackRock Patungan Rp 1.535 Triliun Buat Bisnis Masa Depan

Date:




Jakarta, CNBC Indonesia – Microsoft, BlackRock dan beberapa perusahaan lain menggalang modal senilai US$ 100 miliar (Rp 1.535 triliun) untuk membangun data center untuk kecerdasan buatan (AI) dan infrastruktur energi pendukungnya.

Entitas kerja sama penggalangan modal tersebut diberi nama Global Artificial Intelligence Infrastructure Investment Partnership (GAIIP).

Perusahaan lain yang terlibat adalah Global Infrastructure Partner dan MGX, yang didirikan oleh perusahaan investasi negara milik Abu Dhabi, Mubadala.

“Kami berkomitment untuk memastikan AI mendukung kemajuan inovasi dan mendorong pertumbuhan di semua sektor perekonomian. Inisiatif ini menciptakan kerja sama antara pemimpin dari berbagai infustri untuk membangun infrastruktur masa depan dan menyediakan energi untuk menjalankannya dengan cara yang berkelanjutan,” kata CEO Microsoft Satya Nadella, dalam siaran pers yang dikutip oleh CNBC International, Rabu (18/9/2024).

Pada tahap awal, GAIIP menargetkan mengumpulkan modal US$ 30 miliar (Rp 460 triliun) dengan sasaran akhir senilai US$ 100 miliar.

Penggalangan modal ini adalah respons terhadap tren pembangunan data center AI di seluruh dunia, yang mayoritas menggunakan chip GPU produksi Nvidia. Pembangunan besar-besaran ini menciptakan kompetisi memperebutkan GPU buatan Nvidia dan diperkirakan bakal mendongkrak konsumsi energi di seluruh dunia. Alasannya, server GPU dan teknologi AI menghabiskan listrik berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan dengan server data center biasa.

Investasi yang akan dikucurkan oleh Microsoft adalah dana tambahan di luar belanja modal yang sudah dianggarkan perusahaan tersebut untuk ekspansi infrastruktur pendukung layanan cloud Azure. Pada Juli, Microsoft menyatakan telah mengucurkan belanja modal US$ 19 miliar.

BlackRock adalah perusahaan investasi terbesar dunia dengan total aset dalam kelolaan mencapai US$ 10,5 triliun atau sekitar Rp 161.188 triliun.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi pernah mengatakan industri data center membuka peluang besar investasi di Indonesia. Selain peluang ekonomi, lokasi Indonesia yang strategis berada di pusat persimpangan jalur komunikasi global juga memungkinkan untuk mengambil peran sebagai hub, baik regional maupun internasional.

“Selanjutnya, perkembangan pusat data yang efisien juga dapat mendukung peningkatan layanan publik dan pemerintahan. Namun, tentu saja terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan industri pusat data,”kata Budi Arie.

Dia mengatakan pesatnya adopsi teknologi digital membuat kebutuhan akan pusat data semakin krusial. Secara global, pusat daya diproyeksikan tumbuh mencapai US$ 39,7 miliar dengan peningkatan per tahun 4,8% pada tahun 2032.

Namun potensi ini juga memiliki sejumlah tantangan. Pertama kebutuhan talenta digital yang mumpuni. Kedua ancaman siber yang semakin kompleks dan canggih.

“Terakhir lokasi Indonesia yang rentan terhadap bencana alam mengharuskan pusat data memiliki infrastruktur tangguh dan setegi mitigasi yang tepat guna menjaga keberlanjutan layanan,” kata Budi Arie.

(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos PLN Jamin Pasok Listrik Bersih & Kompetitif ke Data Center




Next Article



Luhut Yakin RI Tak Terkalahkan Walau TikTok-Google Pilih Malaysia




Source link

Berita POpuler

Berita Terkait
Related

Musrenbangdes Desa Pal Sembilan: Tetapkan RKPDes Tahun 2025 dan Susun DU RKP Tahun 2026

Kubu Raya, Media KalbarPemerintah Desa Pal Sembilan Kecamtan Sungai...

Fun Moment: Prabowo Subianto Takes a Selfie with Iriana and Mothers at IKN

Kalimantan — A lighthearted moment occurred after Defense Minister...